MALAM 1 SURO DAN 1 MUHARRAM, ANTARA BUDAYA DAN AGAMA

Administrator 26 Juni 2025 20:01:48 WIB

Tanggal 1 Suro/1 Muharram tahun ini jatuh pada besok hari Jum'at Kliwon tanggal 27 Juni 2025, yang berarti malam ini adalah malam 1 Suro atau malam 1 Muharram.

Malam 1 Suro dalam Islam diartikan malam 1 Muharram. Suro sendiri dimaknai sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, artinya malam 1 Suro berarti malam pertanda masuknya bulan Suro berdasarkan penanggalan Jawa.

tujuan dari acara malam 1 Suro atau suroan adalah merayakan pergantian tahun Hijriah dan memperingati peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Kota Makkah ke Kota Madinah pada 1 Hijriah.

Menurut informasi yang dibagikan oleh Kementerian Agama RI, 1 Suro dalam kalender Jawa bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Masyarakat Jawa juga menganggap Suro sebagai bulan yang sakral, sebagaimana umat Islam yang menganggap betapa mulianya bulan Muharram.

Dari Abu Bakrah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari Muslim)

Ada catatan sejarah yang menyebut bahwa pada masa pemerintahan Kerajaan Demak atau 1443 tahun Jawa baru, Sunan Giri II melakukan penyesuaian antara kalender Hijriah dan kalender Jawa untuk mengenalkan kalender Islam kepada masyarakat. Penyesuaian bertujuan menciptakan persatuan dari berbagai kelompok agama yang ada kala itu.

Sekitar 1633 Masehi, Sultan Agung Hanyokrokusomo  raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah dari tahun 1613 hingga 1645 menciptakan sistem penanggalan baru, kalender Jawa, yang menggabungkan kalender Islam (Hijriyah) dengan kalender Hindu (Saka). Tujuannya mulia banget, biar rakyatnya bisa bersatu secara spiritual dan budaya.

Sultan Agung ingin memperluas ajaran Islam di Jawa sehingga berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi Jawa. Ini bermaksud untuk menyatukan rakyatnya dalam melawan Belanda di Batavia sekaligus Pulau Jawa. Sultan Agung tidak ingin rakyatnya terpecah belah karena keyakinan agama.

Penyatuan kalender itu dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi. Sultan Agung juga ingin menyatukan kelompok santri dengan abangan, sehingga setiap hari Jumat Legi dilakukan laporan pemerintahan setempat yang disertai pengajian dengan dipimpin para penghulu kabupaten.

Tapi seiring waktu, malam 1 Suro tidak hanya dianggap sakral. Dia juga mulai diliputi aura mistis. Alasannya karena dalam budaya Jawa, bulan suro (atau Muharram dalam Islam) dipercaya sebagai bulan besar, yang penuh energi, baik energi baik maupun energi gaib.

Terkait makna 1 Suro kita hormati keyakinan masing-masing, mau dilihat dari sudut pandang agama maupun budaya sejatinya sama-ama ingin memuliakan malam ini dengan caranya masing-masing.



Komentar atas MALAM 1 SURO DAN 1 MUHARRAM, ANTARA BUDAYA DAN AGAMA

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Sinergitas Program

Layanan Mandiri


Silahkan datang ke Kantor Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukan NIK dan PIN

Komentar Terkini

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung

Lokasi Desa Badamita